Skip to content

Merauke……

December 28, 2008

Ini pertama kalinya saya merayakan natal bersama keluarga di Merauke Papua sejak terakhir kalinya di tahun 2002 silam. Sebuah pengalaman yang sangat berkesan ditambah kehadiran ponakan yg amat lucu “Oye”.

Pertama kali sebelum pesawat mendarat yang kelihatan dari atas adalah sebuah kota dengan perbedaan kontur yang hampir tak tampak alias datar. Dari jauh nampak laut yang sangat luas dan pepohonan yang gersang sehingga sangat wajar jika Merauke dikatakan “ one of the hottest place in Indonesia”.

Masuk bandara tidak tampak adanya perubahan kecuali toiletnya yang makin baik. Dijemput oleh saudara2 dan sempat putar di kota tercinta, hal pertama yg terlintas setelah adalah banyaknya perubahan terutama dalam segi bangunan. Banyak pertokoan baru dan pendatang-pendatang baru yang meramaikan kancah dunia perekonomian kota rusa.

Saat-saat ini hal yang paling gencar saya dengar dari pembicaraan masyarakat merauke adalah akan dijadikannya kabupaten ini sebagai kotamadya. Hal ini bertujuan untuk mendorong Merauke untuk menjadi propinsi sendiri dengan nama Papua Selatan.

Banyak multiply effect yang ditimbulkan dari rancangan ini. Tentu saja hal pertama adalah banyaknya proyek, dan hampir semua lapisan masyarakat dengan segera kejar-kejaran untuk mendapat proyek-proyek tersebut. Perekonomian mulai bergerak dengan cepat dan hampir tiap kapal penumpang masuk, ribuan pendatang baru membanjiri kotaku tercinta.

Merauke terlihat lebih matang dan siap bergerak lebih maju lagi. Bagi orang yang terbiasa dengan bisnis, Merauke adalah tempat dimana terdapat sejuta kesempatan untuk memulai bisnis. Banyak peluang yang bisa diciptakan apalagi jika propinsi Papua Selatan dapat terwujud.

Saya sangat salut dengan kepemimpinan bupati Merauke sekarang yang punya visi luar biasa, leadership tinggi, dan sangat generous terhadap rakyatnya. Satu-satunya keputusan yang tidak saya setuju adalah keputusan beliau untuk melarang armada penerbangan lain selain merpati untuk beroperasi di Merauke. Sekilas saya dengar dari pendapat beberapa kalangan bahwa hal ini dilakukan karena merauke sudah terlanjur membeli 2 unit armada pesawat yang dikelola oleh Merpati dengan nama Aoba dan Kli. Tetapi hal ini sangat berdampak kepada masyarakat yaitu dengan mahalnya tiket penerbangan disebabkan karena adanya monopoli harga (tidak ada kompetisi harga) sehingga sangat merugikan konsumen. Untuk tujuan Merauke-Jakarta normalnya 3,5 jt bahkan terkadang bisa mencapai 5 juta ketika peak season (lebih mahal dari pada liburan ke Singapur).

Fuihhh,… terpaksa deh jarang2 baru bisa balik ke kota tercinta ini.

Bagaimanapun baik dan buruk Merauke, kota ini sangat saya cintai dan banggakan. Di kota inilah saya lahir dan tinggal sampai menamatkan studi SMA.

Merauke, my lovely city

23 Comments leave one →
  1. Evie permalink
    December 30, 2008 4:39 am

    Saya setuju dengan membanjirnya pendatang ke Merauke. Itu bagus untuk pemerataan, agar daerah-daerah lain bisa berkembang juga. Tapi monopoli penerbangan itu memang tidak masuk akal. Untuk memajukan daerah seharusnya memberikan akses seluas-luasnya bagi daerah itu terhadap dunia luar. Bupati yang aneh. Siapa sih namanya? 😦

    • odusnatan permalink*
      December 30, 2008 7:41 am

      Sejujurnya saya sangat bangga dengan pak bupati, dan saya yakin jika memungkinkan untuk 3 periode pasti rakyat memilihnya lagi, hanya satu kebijakan itu saja yang kurang pas saya rasa………
      Terutama jika ingin menjadi propinsi, Merauke harus memajukan infrastruktur terutama jalur darat dan menambah armada penerbangannya (sulit dapat tiketnya….).
      Mudah2an ibu dapat berkunjung ke merauke suatu saat ya,….Amin….

  2. December 30, 2008 8:09 am

    semoga merauke yg sedang berkembang, dibarengi dengan hadirnya ahli landscape. tata kota maksud saya. jadinya, tidak kaya jakarta. mau bikin busway, tapi makan jalan raya. oh….
    kota yg dibangun dengan rencana (nggak asal bangun) akan jadi kota yg manis. penjajah kita aja bisa bikin kota yg tertata….. kita harus bisa belajar dari sejarah, kan

    ttg bisnis, makanya pak odus hemat2 dan nabung biar bisa segera menjalankan bisnis sendiri di Merauke 🙂

    • odusnatan permalink*
      January 2, 2009 7:10 am

      Setuju 100% rel, memang aurel hebat……
      Soal bisnis saya melihat begitu banyak peluang di merauke, sayangnya saya klo ga ad halangan kemungkinan malah menetap di Jogja, jadi harus mikirin buka bisnis di Jogja. Bisa bantu rel????

  3. January 7, 2009 5:31 am

    iwauwauwau…merauke mmg the best lah…tolongggg…klo ada yg punya tiket tra pake yg blom kadaluarsa kasi sa ka buat plg mroke….hehehhehehe…

    kax ko klo s4 liat sa blog jg y…(^_^)

    otomasi-oudhey.blogspot.com

  4. odusnatan permalink*
    January 9, 2009 2:01 pm

    Oke in, pasti ko akan dapat tiket gratis dari bapakmu, he…..
    Blogmu sudah kulihat, yg penting rajin2 nulis yah, sukses……..

  5. Ulie permalink
    February 4, 2009 9:46 am

    jadi kangeeeen…….ama Meraukeee…… 😦 hmmm…kapan ya bisa jalan2 kesana..? denger2 juga sekarang Merauke udah jauh lebih maju dari jaman kita SMP dulu ya, Odus? Ikut bangga loh.. 🙂

  6. odusnatan permalink*
    February 4, 2009 11:24 am

    Yah lumayan lah bu jika dibandingkan dengan jaman SMP. Setidaknya jalan makin lebar, banyak pertokoan besar, dan yang pasti rumah lama mu ud ga ad dirimu lagi, he…2.
    Yang penting jangan dibanding-bandingkan dengan surabaya lo, jauh banget (prihatin…..).
    Ayo kapan-kapan main ke merauke, ketemu teman-teman lama di sana, Oke Uli….

  7. Ulie permalink
    February 4, 2009 5:03 pm

    maen ke Merauke mah gampang, pak.. tinggal kirim tiketnya aja kan :p huehehehe…

  8. February 9, 2009 2:42 am

    Saya punya kakek dari istri tgl 11 Peb 09 ini mau pulang dari jkt-Merauke kompl.Pertanian baru tahu kalo tiket yang ada hanya Merpati itu pun harganya cukup mahal yah diatas 3,5 jt-an. Munkin Pak Natan tahu ada maskapai perbangan lain, tks

  9. odusnatan permalink*
    February 9, 2009 3:01 am

    Wah saya angkat tangan kalau soal tiket pak diono. MAskapai Batavia pernah berencana untuk masuk dan sudah membangun infrastruktur, sayangnya ijin dari bupati tidak keluar, sehingga mereka tidak jadi untuk beroperasi di sana. Kalau mau lewat kapal apalagi dari Jakarta berat sekali bisa 10 hari dan dipastikan mabuk laut bagi yang tidak terbiasa (ketinggian ombak bisa mencapai 4-5 meter terutama jika melewati Laut Arafuru dekat Timika), sehingga yang ada no option, syukur2 masih bisa dapat tiket….
    Mungkin yang ada sebagai alternatif adalah hercules, mungkin sekitar 1,5 – 2 jt. Tapi saya tidak merekomendasikan armada tersebut terutama untuk lansia karena akan sangat repot dan bisa memakan waktu 3 hari (banyak transitnya).
    Mungkin sekilas dari saya pak, salam tuk keluarga yang akan merauke…

  10. ricky permalink
    February 18, 2009 5:10 am

    Monopoli bisnis perbangan…. ya wajarlah …. masa yawajar dong….. orang itu keseko-lah, bukan sekodong….. durian aja dibe-lah bukan dibedong…..

    monopoli bisnis pernerbangan yang dilakukan oleh pemda n merpati semata-mata untuk kepentingan rakyat merauke. perlu aq tambahkan bahwa selain kedua pesawat yang telah disebutkan diatas, pemda jg memiliki pesawat musamus (twin otter) yang melayani pedalaman. laba dari pesawat-pesawat tsb akan masuk kembali ke kas pemda yang pada akhirnya akan digunakan untuk kepentingan rakyat banyak. dari pada ada maskapai lain yang pada intinya kita hanya bikin kaya orang jakarta, lebih baik naik Kli, Aoba dan musamus walaupun harus menguras kocek agak dalam. …. hidup pemda merauke. tetaplah monopoli penerbangan, yang penting sekarang tiap hari kita orang merauke bisa makan malam dijakarta, sarapan di biak or jayapura… n makan siang dimerauke. Atau makan pagi di merauke, makan siang di makasar, dan makan malam di jakarta. Dan yang terpenting skrng kita bisa dirujuk dari RSUD ke RS. Cikini seperti dari mopah ke pelabuhan. hidup merauke

  11. odusnatan permalink*
    February 18, 2009 6:56 am

    Wah berarti pak Ricky termasuk golongan cukup berada bisa terbang ke sana kemari. He…2, mungkin agak berbeda dengan saya yang hanya anak seorang petani, wah sulit pak apalagi kalau mau balik pas natalan, udah tiketnya sulit harganya selangit. Saya sendiri pernah berbicara dengan pihak bandara, mereka sendiri mengeluh karena maskapai penerbangan lain dilarang untuk mendarat di Merauke. Akhirnya yang terjadi pengembangan bandara sama sekali tidak bisa dilakukan karena tidak ada pemasukan dari pajak. Dengan hanya satu maskapai penerbangan, bagaimana mungkin bisa jadi ibukota propinsi????
    Bukankah mengembangkan ekonomi sektor riil bukan dengan cara menaikkan harga tiket dan menjadi pemasukan pemda, melainkan dengan membuat sebuah iklim kompetisi antar operator yang menguntungkan rakyat pada akhirnya. Bukankah dengan banyak maskapai yang masuk akan semakin banyak pemasukan lewat pajak, dan akan menyerap banyak tenaga kerja….
    Yah tapi opini tiap orang memang pasti berbeda kok, tergantung sudut pandangnya, hidup merauke…!!

  12. Ulie permalink
    February 18, 2009 7:47 am

    iya tuh…gw kagak setuju dengan adanya ‘monopoli’ satu maskapai aja…!! huuh… jadi gak sehat bisnis penerbangannya…jadi gak berkembang juga Merauke tercinta..
    yah emang kudu wise menyikapi hal ini…yang pasti, kepentingan rakyat kudu diutamakan dari segalanya..
    hidup meraukeee…..
    🙂

  13. odusnatan permalink*
    February 18, 2009 11:26 am

    Setuju bu Uli…!!!
    Thx ya commentnya…
    Gbu…

  14. luvlyly4 permalink
    February 19, 2009 9:49 am

    eehhhhh, klo mo pulang janjian donk,,,
    biar rame, klo gak merana juga dsana..
    gak ada teman jalan..

    Mo maskapai laen masuk ke Merauke?
    Tunggu gw jd bupati yah, hahhahha..
    =mimpidotcom=

  15. odusnatan permalink*
    February 19, 2009 10:03 am

    Waduh nanti deh ya kita kapan2 janjiannya ke merauke…
    Saya yakin dengan banyaknya penduduk dan makin berkembangnya merauke pasti akan terbuka kesempatan untuk maskapai lain untuk berada di kota tercinta,
    thx bu ud mampir….

  16. Evie permalink
    February 19, 2009 10:37 am

    Saya jadi tertarik menanggapi komentar Pak Ricky. Monopoli maskapai membuat suatu daerah sulit untuk diakses. Padahal kalau mau diakui, berbagai hal/perkembangan tidak selalu ada di daerah kita dan memerlukan orang dari daerah lain untuk membawanya. Sebagai contoh kota Balikpapan. Dengan segala sumberdaya yang dimiliki Kaltim, dan dengan banyaknya pilihan akses, akan membuat investor berbondong2 untuk datang. Bandaranya pun sekarang menjadi bandara internasional, banyak orang asing yang datang, dan kotanya menjadi maju. Hotel, restoran, dan sarana lain akan berkembang pesat. Dari pendatang ini juga kita bisa memperoleh banyak hal, transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, dan juga kesempatan berinvestasi. Mungkin kita tidak harus melihat uangnya lari ke Jakarta, tapi apa yang bisa didapatkan oleh Merauke jika akses untuk mendatanginya menjadi lebih mudah.

  17. odusnatan permalink*
    February 19, 2009 2:00 pm

    @evie
    So wise bu, thx for the comment…..

  18. AGUS SYAHRUL ADIB permalink
    January 15, 2010 1:23 pm

    saya ingin berbisnis di Merauke apa ya yg cocok, barang apa yg bisa saya kirim ke sana ?

  19. odusnatan permalink*
    January 22, 2010 2:53 am

    Saya belum tahu detail barang apa yang cocok jika ingin dikirim ke merauke, tapi jika Pak Agus memiliki capital cukup, bisnis franchise saya kira sangat menjanjikan..(KFC, McD, Dunkin Donuts, dll) karena belum ada kompetitornya. Dengan brand image yang sudah terkenal, dan tanpa adanya persaingan, sangat mungkin untuk berkembang pesat.

    Untuk merambah bisnis tekstil, elektronik, dll saya kira kompetisinya sudah sangat ketat.
    Tapi ada baiknya jika pak Agus datang langsung, dan melihat potensinya karena saya sudah lama tidak balik ke Merauke.

    Thx sudah mampir..

  20. mafia permalink
    February 4, 2016 8:21 am

    Saya walaupun bukan orang merauke, tp saya 1 kali kesana, saya merSa bangga juga terhadap merauke, semoga semakin maju, karena kita 1 bangsa 1 tanah air. Indonesia.

Leave a reply to Ulie Cancel reply